Teori peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi
sosial yang menganggap sebagian besar aktivitas harian
diperankan oleh kategori-kategori yang ditetapkan secara sosial misalnya ibu,
manajer, guru. Setiap peran sosial adalah serangkaian hak, kewajiban,
harapan, norma, dan perilaku seseorang yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model
ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang-orang bertindak dengan cara yang
dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan seseorang bergantung pada konteksnya,
berdasarkan posisi sosial dan faktor-faktor lain. Teater adalah metafora yang
sering digunakan untuk mendeskripsikan teori peran.
Meski kata 'peran' sudah ada di berbagai bahasa Eropa selama beberapa
abad, sebagai suatu konsep sosiologis, istilah ini baru muncul sekitar tahun
1920-an dan 1930-an. Istilah ini semakin menonjol dalam kajian sosiologi
melalui karya teoretis Mead, Moreno, dan Linton. Dua konsep Mead, yaitu pikiran
dan diri sendiri, adalah pendahulu teori peran.
Tergantung
sudut pandang umum terhadap tradisi teoretis, ada serangkaian "jenis"
dalam teori peran. Teori ini menempatkan persoalan-persoalan berikut mengenai
perilaku social :
1. Pembagian buruh dalam masyarakat membentuk interaksi di antara posisi khusus
heterogen yang disebut peran;
2. Peran sosial mencakup bentuk perilaku "wajar" dan
"diizinkan", dibantu oleh norma sosial,
yang umum diketahui dan karena itu mampu menentukan harapan;
3. Peran ditempati oleh individu yang disebut "aktor";
4. Ketika individu menyetujui sebuah peran sosial (yaitu ketika mereka
menganggap peran tersebut "sah" dan "konstruktif"), mereka
akan memikul beban untuk menghukum siapapun yang melanggar norma-norma peran;
5. Kondisi yang berubah dapat mengakibatkan suatu peran sosial dianggap
kedaluwarsa atau tidak sah, yang dalam hal ini tekanan sosial berkemungkinan
untuk memimpin perubahan peran;
6. Antisipasi hadiah dan hukuman,
serta kepuasan bertindak dengan cara prososial, menjadi sebab para agen patuh
terhadap persyaratan peran.
Dalam hal perbedaan dalam
teori peran, di satu sisi ada sudut pandang yang lebih fungsional, yang dapat
dibedakan dengan pendekatan tingkat lebih mikro berupa tradisi interaksionis simbolis. Jenis teori peran ini menyatakan bagaimana dampak
tindakan individu yang saling terkait terhadap masyarakat, serta bagaimana
suatu sudut pandang teori peran dapat diuji secara empiris.
Kunci pemahaman teori ini adalah bahwa konflik peran terjadi
ketika seseorang diharapkan melakukan beberapa peran sekaligus yang membawa
pertentangan harapan.
Teori peran sangat berkaitan erat dengan
yang namanya sosialisasi. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory). Walau Park menjelaskan dampak
masyarakat atas perilaku kita dalam hubungannnya dengan peran, namun jauh
sebelumnya Robert Linton (1936), seorang antropolog, telah mengembangkan teori
peran. Teori peran menggambarkan interaksi social dalam terminology
aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa yang di tetapkan oleh budaya.
Sesuai dengan teori ini harapan-harapan peran
merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut teori ini masyarakat yang dibarengi dengan
yang namanya pemahaman tentang peran-peran secara otomatis akan lebih paham
dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, karena segala sesuatu yang
diajarkan dengan peran adalah salah satu fakor utama dalam mencapai kepuasan
tersendiri bagi individu untuk menjalankan sebuah fungsi. Hal ini dikaitkan
dengan bagaimana seorang individu atau masyarakat memahami apa yang dilakukan
oleh agen sosialisasi. Oleh karena itu diperlukan peran yang aktif dalam proses
pensosialisasian atas individu atau masyarakat agar tercapai keinginan yang
disepakati.
Sementara itu Menurut Robert Linton (1936), teori
peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain
sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini,
harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini seseorang yang
mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita,
dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan
peran tersebut. Mengapa seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah
seorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka dia harus mengobati
pasien yang datang kepadanya. Perilaku ditentukan oleh peran sosial.
Kemudian, sosiolog yang bernama Glen Elder (1975)
membantu memperluas penggunaan teori peran. Pendekatannya yang dinamakan
“life-course” memaknakan bahwa setiap masyarakat mempunyai harapan kepada
setiap anggotanya untuk mempunyai perilaku tertentu sesuai dengan
kategori-kategori usia yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Contohnya,
sebagian besar warga Amerika Serikat akan menjadi murid sekolah ketika berusia
empat atau lima tahun, menjadi peserta pemilu pada usia delapan belas tahun,
bekerja pada usia tujuh belah tahun, mempunyai istri atau suami pada usia dua
puluh tujuh, pensiun pada usia enam puluh tahun.
Di Indonesia berbeda, usia sekolah dimulai sejak tujuh tahun, punya pasangan
hidup sudah bisa usia tujuh belas tahun, pensiun usia lima puluh lima tahun.
Urutan tadi dinamakan “tahapan usia” (age grading). Dalam masyarakat
kontemporer kehidupan kita dibagi ke dalam masa kanak-kanak, masa remaja, masa
dewasa, dan masa tua, di mana setiap masa mempunyai bermacam-macam pembagian
lagi.
Untuk dapat melihat secara sederhana penjelasan
mengenai Teori Peran, apa dan bagaimana definisi serta mekanisme dari teori
peran itu sendiri, maka terlebih dahulu dapat kita lihat penjelasan teori peran
yang dikaji terhadap hubungan sosial antar manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hubungan antar manusia terdapat tiga teori yang dapat dijadikan acuan
untuk membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar manusia tersebut,
salah satunya adalah teori peran.
Dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang
biasanya manusia akan menjadi apa dan siapa, tergantung pada lingkungan
sekitarnya atau pada siapa ia bergaul. Manusia tidak bisa hidup sendirian,
sebab terdapat adanya rasa saling ketergantungan satu sama lain. Dalam pergaulan
hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Dalam hubungan antar
manusia terdapat seorang pemimpin dan bawahan, pemerintah dan masyarakatnya,
dan lain sebagainya.
Menurut teori peran dalam kajiannya terhadap
hubungan antar manusia ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada
skenario atau peran-peran yang telah disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa
dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya. Contohnya manusia yang
berkumpul disuatu tempat dengan jumlah yang banyak kemudian disebut sebagai
masyarakat, masyarakat kemudian menunjuk seorang sebagai pemimpin, misalnya
Ketua RT, yang berperan mengatur dan membimbing masyarakat. Kemudian dalam
lingkup yang lebih besar yaitu negara, ditunjuk seorang presiden dengan peran
yang diatur oleh masyarakat sendiri. Jadi dengan kata lain sudah tertulis bahwa
seorang presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang
guru harus bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran
apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, dan seterusnya.
Menurut teori ini, jika seorang mematuhi skenario,
maka hidupnya akan harmonis, tetapi jika menyalahi skenario, maka ia akan
dicemooh oleh ”penonton” dan ditegur oleh ”sutradara”. Contohnya dalam era
reformasi ini, bila seorang pemimpin atau presiden yang menyalahi skenario atau
perannya maka akan dapat di demo oleh masyarakat.
Kemudian sama halnya dengan kehidupan perpolitikan
antar negara atau dalam dunia internasional, dapat kita lihat dari teori peran
yang didasarkan pada analisis politik. Pemikiran John Wahlke, tentang teori
peran memiliki dua kemampuan yang berguna bagi analisis politik. Ia membedakan
peran berdasarkan pada aktor yang memainkan peranan tersebut, yaitu peran yang
dimainkan oleh aktor politik dan peran oleh suatu badan atau institusi
(Mas’oed, Mohtar 1989)
Ia menunjukkan bahwa aktor politik umumnya berusaha
menyesuaikan tindakannya dengan norma-norma perilaku yang berlaku dalam peran
yang dijalankannya. Sedangkan ia mendeskripsikan peranan institusi secara
behavioral, dimana model teori peran menunjukkan segi-segi perilaku yang
membuat suatu kegiatan sebagai institusi. Kerangka berpikir teori peran juga
memandang individu sebagai seorang yang bergantung dan bereaksi terhadap
perilaku orang lain.
Perilaku individu dalam kesehariannya hidup
bermasyarakat berhubungan erat dengan peran. Karena peran mengandung hal dan
kewajiban yang harus dijalani seorang individu dalam bermasyarakat. Sebuah
peran harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga di
masyarakat. Seorang individu akan terlihat status sosialnya hanya dari
peran yang dijalankan dalam kesehariannya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi peran:
1) Soekanto (1990:268)
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
maka dia menjalankan suatu peran.
2) R. Linton
Peran adalah the dynamic aspect of status. Dengan
kata lain, seseorang menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya
3) Soejono Soekamto : 1982
Peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat
dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan
meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan
dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatanî.
4) Biddle dan
Thomas,
Peran adalah serangkaian
rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang
diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.
Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam
keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi
penilaian, memberi sangsi dan lain-lain.
5) Merton
Pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang
karena meduduki status sosial tertentu
6) W.J.S. Poerwadarminta : 1985).
Peran berasal dari kata peran, berarti
sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama
Teori peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi
sosial yang menganggap sebagian besar aktivitas harian
diperankan oleh kategori-kategori yang ditetapkan secara sosial misalnya ibu,
manajer, guru. Setiap peran sosial adalah serangkaian hak, kewajiban,
harapan, norma, dan perilaku seseorang yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model
ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang-orang bertindak dengan cara yang
dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan seseorang bergantung pada konteksnya,
berdasarkan posisi sosial dan faktor-faktor lain. Teater adalah metafora yang
sering digunakan untuk mendeskripsikan teori peran.
Meski kata 'peran' sudah ada di berbagai bahasa Eropa selama beberapa
abad, sebagai suatu konsep sosiologis, istilah ini baru muncul sekitar tahun
1920-an dan 1930-an. Istilah ini semakin menonjol dalam kajian sosiologi
melalui karya teoretis Mead, Moreno, dan Linton. Dua konsep Mead, yaitu pikiran
dan diri sendiri, adalah pendahulu teori peran.
Tergantung
sudut pandang umum terhadap tradisi teoretis, ada serangkaian "jenis"
dalam teori peran. Teori ini menempatkan persoalan-persoalan berikut mengenai
perilaku social :
1. Pembagian buruh dalam masyarakat membentuk interaksi di antara posisi khusus
heterogen yang disebut peran;
2. Peran sosial mencakup bentuk perilaku "wajar" dan
"diizinkan", dibantu oleh norma sosial,
yang umum diketahui dan karena itu mampu menentukan harapan;
3. Peran ditempati oleh individu yang disebut "aktor";
4. Ketika individu menyetujui sebuah peran sosial (yaitu ketika mereka
menganggap peran tersebut "sah" dan "konstruktif"), mereka
akan memikul beban untuk menghukum siapapun yang melanggar norma-norma peran;
5. Kondisi yang berubah dapat mengakibatkan suatu peran sosial dianggap
kedaluwarsa atau tidak sah, yang dalam hal ini tekanan sosial berkemungkinan
untuk memimpin perubahan peran;
6. Antisipasi hadiah dan hukuman,
serta kepuasan bertindak dengan cara prososial, menjadi sebab para agen patuh
terhadap persyaratan peran.
Dalam hal perbedaan dalam
teori peran, di satu sisi ada sudut pandang yang lebih fungsional, yang dapat
dibedakan dengan pendekatan tingkat lebih mikro berupa tradisi interaksionis simbolis. Jenis teori peran ini menyatakan bagaimana dampak
tindakan individu yang saling terkait terhadap masyarakat, serta bagaimana
suatu sudut pandang teori peran dapat diuji secara empiris.
Kunci pemahaman teori ini adalah bahwa konflik peran terjadi
ketika seseorang diharapkan melakukan beberapa peran sekaligus yang membawa
pertentangan harapan.
Teori peran sangat berkaitan erat dengan
yang namanya sosialisasi. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory). Walau Park menjelaskan dampak
masyarakat atas perilaku kita dalam hubungannnya dengan peran, namun jauh
sebelumnya Robert Linton (1936), seorang antropolog, telah mengembangkan teori
peran. Teori peran menggambarkan interaksi social dalam terminology
aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa yang di tetapkan oleh budaya.
Sesuai dengan teori ini harapan-harapan peran
merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut teori ini masyarakat yang dibarengi dengan
yang namanya pemahaman tentang peran-peran secara otomatis akan lebih paham
dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, karena segala sesuatu yang
diajarkan dengan peran adalah salah satu fakor utama dalam mencapai kepuasan
tersendiri bagi individu untuk menjalankan sebuah fungsi. Hal ini dikaitkan
dengan bagaimana seorang individu atau masyarakat memahami apa yang dilakukan
oleh agen sosialisasi. Oleh karena itu diperlukan peran yang aktif dalam proses
pensosialisasian atas individu atau masyarakat agar tercapai keinginan yang
disepakati.
Sementara itu Menurut Robert Linton (1936), teori
peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain
sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini,
harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini seseorang yang
mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita,
dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan
peran tersebut. Mengapa seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah
seorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka dia harus mengobati
pasien yang datang kepadanya. Perilaku ditentukan oleh peran sosial.
Kemudian, sosiolog yang bernama Glen Elder (1975)
membantu memperluas penggunaan teori peran. Pendekatannya yang dinamakan
“life-course” memaknakan bahwa setiap masyarakat mempunyai harapan kepada
setiap anggotanya untuk mempunyai perilaku tertentu sesuai dengan
kategori-kategori usia yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Contohnya,
sebagian besar warga Amerika Serikat akan menjadi murid sekolah ketika berusia
empat atau lima tahun, menjadi peserta pemilu pada usia delapan belas tahun,
bekerja pada usia tujuh belah tahun, mempunyai istri atau suami pada usia dua
puluh tujuh, pensiun pada usia enam puluh tahun.
Di Indonesia berbeda, usia sekolah dimulai sejak tujuh tahun, punya pasangan
hidup sudah bisa usia tujuh belas tahun, pensiun usia lima puluh lima tahun.
Urutan tadi dinamakan “tahapan usia” (age grading). Dalam masyarakat
kontemporer kehidupan kita dibagi ke dalam masa kanak-kanak, masa remaja, masa
dewasa, dan masa tua, di mana setiap masa mempunyai bermacam-macam pembagian
lagi.
Untuk dapat melihat secara sederhana penjelasan
mengenai Teori Peran, apa dan bagaimana definisi serta mekanisme dari teori
peran itu sendiri, maka terlebih dahulu dapat kita lihat penjelasan teori peran
yang dikaji terhadap hubungan sosial antar manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hubungan antar manusia terdapat tiga teori yang dapat dijadikan acuan
untuk membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar manusia tersebut,
salah satunya adalah teori peran.
Dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang
biasanya manusia akan menjadi apa dan siapa, tergantung pada lingkungan
sekitarnya atau pada siapa ia bergaul. Manusia tidak bisa hidup sendirian,
sebab terdapat adanya rasa saling ketergantungan satu sama lain. Dalam pergaulan
hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Dalam hubungan antar
manusia terdapat seorang pemimpin dan bawahan, pemerintah dan masyarakatnya,
dan lain sebagainya.
Menurut teori peran dalam kajiannya terhadap
hubungan antar manusia ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada
skenario atau peran-peran yang telah disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa
dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya. Contohnya manusia yang
berkumpul disuatu tempat dengan jumlah yang banyak kemudian disebut sebagai
masyarakat, masyarakat kemudian menunjuk seorang sebagai pemimpin, misalnya
Ketua RT, yang berperan mengatur dan membimbing masyarakat. Kemudian dalam
lingkup yang lebih besar yaitu negara, ditunjuk seorang presiden dengan peran
yang diatur oleh masyarakat sendiri. Jadi dengan kata lain sudah tertulis bahwa
seorang presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang
guru harus bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran
apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, dan seterusnya.
Menurut teori ini, jika seorang mematuhi skenario,
maka hidupnya akan harmonis, tetapi jika menyalahi skenario, maka ia akan
dicemooh oleh ”penonton” dan ditegur oleh ”sutradara”. Contohnya dalam era
reformasi ini, bila seorang pemimpin atau presiden yang menyalahi skenario atau
perannya maka akan dapat di demo oleh masyarakat.
Kemudian sama halnya dengan kehidupan perpolitikan
antar negara atau dalam dunia internasional, dapat kita lihat dari teori peran
yang didasarkan pada analisis politik. Pemikiran John Wahlke, tentang teori
peran memiliki dua kemampuan yang berguna bagi analisis politik. Ia membedakan
peran berdasarkan pada aktor yang memainkan peranan tersebut, yaitu peran yang
dimainkan oleh aktor politik dan peran oleh suatu badan atau institusi
(Mas’oed, Mohtar 1989)
Ia menunjukkan bahwa aktor politik umumnya berusaha
menyesuaikan tindakannya dengan norma-norma perilaku yang berlaku dalam peran
yang dijalankannya. Sedangkan ia mendeskripsikan peranan institusi secara
behavioral, dimana model teori peran menunjukkan segi-segi perilaku yang
membuat suatu kegiatan sebagai institusi. Kerangka berpikir teori peran juga
memandang individu sebagai seorang yang bergantung dan bereaksi terhadap
perilaku orang lain.
Perilaku individu dalam kesehariannya hidup
bermasyarakat berhubungan erat dengan peran. Karena peran mengandung hal dan
kewajiban yang harus dijalani seorang individu dalam bermasyarakat. Sebuah
peran harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga di
masyarakat. Seorang individu akan terlihat status sosialnya hanya dari
peran yang dijalankan dalam kesehariannya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi peran:
1) Soekanto (1990:268)
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
maka dia menjalankan suatu peran.
2) R. Linton
Peran adalah the dynamic aspect of status. Dengan
kata lain, seseorang menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya
3) Soejono Soekamto : 1982
Peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat
dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan
meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan
dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatanî.
4) Biddle dan
Thomas,
Peran adalah serangkaian
rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang
diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.
Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam
keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi
penilaian, memberi sangsi dan lain-lain.
5) Merton
Pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang
karena meduduki status sosial tertentu
6) W.J.S. Poerwadarminta : 1985).
Peran berasal dari kata peran, berarti
sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama
makasih sob info artikelnya
BalasHapusreferensi please...
BalasHapusthanks untuk infonya,dan itu ikannya gak kenyang2x?
BalasHapusmana referensinya?
BalasHapussetuju.. di mana referensinya?
Hapussmm panel
BalasHapussmm panel
İs ilanlari blog
instagram takipçi satın al
hirdavatciburada.com
beyazesyateknikservisi.com.tr
SERVİS
tiktok jeton hilesi
nft nasıl alınır
BalasHapusyurtdışı kargo
lisans satın al
özel ambulans
uc satın al
minecraft premium
en son çıkan perde modelleri
en son çıkan perde modelleri
Good content. You write beautiful things.
BalasHapustaksi
sportsbet
mrbahis
vbet
vbet
mrbahis
korsan taksi
hacklink
sportsbet
Success Write content success. Thanks.
BalasHapuskralbet
deneme bonusu
betmatik
canlı slot siteleri
betpark
canlı poker siteleri
betturkey
instagram takipçi satın al
BalasHapuscasino siteleri
sms onay
günlük kiralık ev
sanal ofis
0KTC
Önemli giriş adreslerine buradan ulaşabilirsiniz.
BalasHapusbetturkey giriş
betpark giriş
7M03
salt likit
BalasHapussalt likit
FZS
kars
BalasHapuskütahya
niğde
urfa
aydın
DX2
resimli magnet
BalasHapusresimli magnet
çerkezköy çatı ustası
silivri çatı ustası
dijital kartvizit
1LY61
kasmalı oyunlar
BalasHapusresimli magnet
silivri çatı ustası
çerkezköy çatı ustası
referans kimliği nedir
06Vİ
شركة مكافحة النمل الأبيض بالاحساء cpOhJndiCj
BalasHapusشركة تسليك مجاري بالاحساء wlwHcjHPS8
BalasHapus